How to Deal With Tri-G

Esty Saraswati Nur Hartiningrum

Abstract


Trigonometri pada mulanya merupakan
kajian tentang segitiga dan diterapkan
sebagai tambahan kepraktisan pada
astronomi, survey dan navigasi. Peninggalan
berupa tablet dari tanah liat bangsa Babilonia
dan batang papyrus dari Bangsa Mesir yang
menunjukkan tahun sekitar 1600 SM
menunjukkan bukti-bukti pemecahan
masalah praktis dengan menggunakan pengukuran segitiga.
Ahli Astronomi bangsa Yunani telah berusaha
menghilangkan perbandingan di surga ketika mereka sedang
menghitung panjang lintasan (orbit) yang dilalui oleh bintangbintang.
Dengann demikian, kajian mereka dalam bidang
trigonometri secara praktiknya adalah menggunakan tabel tali
busur perhitungan periode dan orbit. Seorang astronom yunani,
Hipporchus (160-120 SM) berhasil membuat daftar trigonometri.
Kemudian, disusul oleh george Bachim Rhaticus (1514-1576),
seorang matematikawan Jerman, mempelajari trigonometri
menggunakan segitiga siku-siku. Lain halnya dengan
matematikawan Inggris, William Oughtred (1514-1660) yang
berusaha untuk mengubah pandangan trigonometri dari
pandangan secara geometri menjadi pandangan secara aljabar.
Pandangan William Ougtred dikembangkan lagi oleh seorang
matematikawan yang sangat terkenal, yaitu Leonar Euler (1707-
1783), yang berasal dari Swiss, Euler mengembangkan fungsifungsi
trigonometri dari nisbah panjang suatu garis menjadi
suatu bilangan.
Hiparcus (140 SM) yang dikenal sebagai Bapak
Trigonometri telah menulis 12 buku tentang perhitungan dari
tali busur yang berkaitan dengan sudut pusat yang dipotong oleh
tali busur itu. Sebagai fakta nyata, ketika mereka berkecimpung
dengan masalah-masalah pada ruang dimensi tiga, apa yang
mereka bangun biasanya dirujuk sebagai trigonometri bola,
ketimbang sebagai trigonometri bidang.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


OUR JOURNAL HAS BEEN INDEXED BY :

 

Flag Counter

Website Resmi STKIP PGRI Jombang || http://stkipjb.ac.id/